Peran ICT pada Abad 21: ICT sebagai Agen Perubahan untuk Pendidikan

            Teknologi informasi dan komunikasi (ICT) adalah sumber yang merubah banyak aspek dari kehidupan kita. Jika kita bandingkan bidang kesehatan, pariwisata, perjalanan bisnis, hukum, perbankan, mesin dan arsitektur, dampat ICT telah melalui dua atau tiga dekade dengan sangat pesat. Pada saat ini, bidang-bidang tersebut telah dengan cepat telah berubah cara pengoperasionalannya dibandingkan pada masa lalu.
            Tapi keICTa kita melihat pendidikan saat ini, dampak dari ICT ini lebih sedikit berpengaruh dibidang pendidikan dibandingkan dengan bidang lainnya. Sejumlah orang menganalisis kurangnya pengaruh ICT pada bidang pendidikan (Soloway dan Prioi, 1996; Collis, 2002). Ada sejumlah faktor yang menghambat serapan ICT secara langsung dibidang pendidikan. Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan ICT kurang berpengaruh pada bidang pendidikan kurangnya dana untuk pembelian alat teknologi, kurangnya pelatihan di antara praktisi pengajaran yang mapan, kuragnya motivasi dan Kebutuhan antar guru untuk mengadopsi ICT sebagai alat pengajaran (Starr, 2001). Namun akhir-akhir ini banyak faktor yang mendukung dan memperkuat ICT untuk diterapkan di kelas-kelas pembelajaran.
1.    Dampak ICT terhadap apa yang dipelajari
Ajaran konvensional yang terlalu menekankan pada isi. Pada umumnyam guru mengajar melalui ceramah dan presentasi diselingi tutorial dan kegiatan belajar yang dirancang untuk mengkonsolidasikan dan melatih konten. Namun, sekarang kurikulum lebih suka yang menggabungkan kompetensi dan kinerja. Kurikulum mulai menekankan kemampuan dan lebih peduli dengan bagaimana informasi akan digunakan dibandingkan dengan apa isi informasinya.
a.    kompetensi dan kurikulum berbasis kinerja
Perubahan kompetensi dan kurikulum berbasis kinerja didukung dan didorong dengan teknologi instruksional (Stephenson, 2001). Kurikulum yang dimaksud adalah:
·         Akses ke berbagai sumber informasi;
·         Akses ke berbagai bentuk dan tipe informasi
·         Pembelajaran student centered berbasis pada akses infoemasi dan inkuiri
·         Lingkungan belajar berpusat pada aktivitas berbasis masalah dan berbasis penyelidikan
·         Pengaturan dan contoh otenICT; dan
·         Guru sebagai pelatih dan mentor daripada pakar konten.
b.    Literasi informasi
Pada sisi lain, ICT yang sedang berkembang dan berdampak pada isi kurikulum dimana ICT begitu mendominasi banyak pekerjaan. Bahkan kebutuhan institusi pada lulusan harus dapat menggunakan ICT lebih besara dibandingkan pada yang tidak.

2.    Dampai ICT pada pembelajaran Siswa
Teknologi akan mendukung dan mempengaruhi apa yang dipelajari di sekolah dan di univsitas. Begitu juga mendukung perubahan siswa dalam belajar. Berawal dari konten yang berpusat pada kurikulum yang berbasis kompetensi yang saat ini berpusat pada student centered. Dengan pendekatan pembelajaran yang difasilitasi teknologi, pembelajaran kontemporer sekarang mendorong siswa untuk belajar mandiri. Meningkatnya penggunaan ICT sebagai media pembelajaran akan terus mengubah banyak strategi pembelajaran yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
a.    Pembelajaran student centered
Teknologi memiliki kemampuan untuk dapat mendorong merubah pendidikan dari teacher centered ke student centered yang dapat mendukung model-model pembelajaran student centered. Bentuk nyatanya berupa:
·         Perubahan pembelajaran ke pada pembelajaran berbasis masalah
·         Meningkatnya penggunaan web sebagai sumber informasi, pengguna internet dapat memilih dengan siapa mereka ingin belajar
Penggunaan ICT dalam sistem pendidikan, dengan sendirinya bertindak sebagai katalisator pada perubahan ini. ICT pada hakikatnya adalah alat yang mendorong dan mendukung pembelajaran mandiri. Siswa menggunakan ICT untuk tujuan belajar menjadi ahli dalam proses belajar dan semakin banyak siswa menggunakan komputer sebagai sumber informasi dan alat kognitif (Reeves & Jonassen,1996), pengaruh teknologi untuk mendukung bagaimana siswa belajar akan terus meningkat
b.    Mendukung pembentukan pengetahuan
Munculnya ICT sebagai teknologi pembelajaran bertepatan dengan kesadaran yang semakin meningkat pada pengakuan teori alternatif untuk belajar. Teori kontruktivisme memegang peranan terbesar dalam proses pembelajaran (Duffy & Cunningham, 1996). Prinsip-prinsip tersebut memberikan kesan pembelajaran dicapai dengan membangun pengetahuan secara aktif yang didukung oleh berbagai perspektif isi yang bermakna. Dalam teori konstruktivis, interaksi sosial terlihat memainkan peran penting dalam proses pembelajaran (Vygotsky, 1978)
            Teori belajar kontemporer didasarkan pada anggapan bahwa belajar adalah proses aktif dalam membangun pengetahuan dibandingkan memperoleh pengetahuan. (Duffy & Cunningham, 1996). ICT dalam pembelajaran kontemporer memberikan kesempatan bagi pembelajar secara kontruktivis melalui penyediaan dan dukungan pada sumber daya, berpusat pada siswa yang memungkinkan belajar dengan konteks dan latihan (Berge, 1998; Barro, 1998). Penggunaan ICT dalam pembelajaran pengaturan dapat bertindak untuk mendukung berbagai aspek konstruksi pengetahuan dan semakin banyak siswa menggunakan ICT dalam proses belajar, semakin terasa dampak dari penggunaan.
3.    Dampak TIK terhadap kapan dan dimana siswa belajar
Pada masa lalu institusi pendidikan tidak menyediakan banyak pilihan kepada siswa untuk memilih metode dan program yang akan disampaikan. Bahkan biasanya siswa secara terpaksa menerima apa yang telah disampaikan institusi. Saat ini dengan ICT yang menyediakan banyak pilihan kepada siswa dalam memilih institusi yang unggul.
a.    Banyak tempat untuk belajar
Konsep fleksibilitas yang menawarkan tempat pembelajaran bukanlah hal yang baru (Moore & Kearsley, 1996). Beberapa Institusi pembelajaran telah menawarkan program jarak jauh untuk beberapa tahun dan telah berkembang secara pesat dan cepat.
b.    Belajar kapan saja
Siswa dapat belajar kapan saja sesuai dengan waktu yang dimiliki siswa. Hal ini dapat meningkatkan waktu produktif yang dimiliki siswa. Dengan ICT, harapannya siswa dapat secara bijak menggunakan waktunya untuk terus belajar kapan pun ia berada.

Daftar Pustaka
Barron, A. (1998). Designing Web-based training. British Journal of Educational Technology, 29(4), 355-371.
Berge, Z. (1998). Guiding principles in Web-based instructional design. Education Media International, 35(2), 72-
76.
Collis, B. (2002). Information technologies for education and training. In Adelsberger, H., Collis, B, & Pawlowski,
J. (Eds.) Handbook on Technologies for Information and Training. Berlin: Springer Verlag.
Duffy, T., & Cunningham, D. (1996). Constructivism: Implications for the design and delivery of
instruction, Handbook of research for educational telecommunications and technology (pp. 170-198).
New York: MacMillan.
Freeman, M. (1997). Flexibility in access, interactions and assessment: The case for web-based teaching programs.
Australian Journal of Educational Technology, 13(1), 23-39.
Jonassen, D. & Reeves, T. (1996). Learning with technology: Using computers as cognitive tools. In D. Jonassen
(Ed.), Handbook of Research Educational on Educational Communications and Technology (pp 693-719). New
York: Macmillan.
Kennedy, D. & McNaught, C.(1997). Design elements for interactive multimedia. Australian Journal of Educational
Technology, 13(1), 1-22.
Laffey J., Tupper, T. & Musser, D. (1998) A computer-mediated support system for project-based learning.
Educational Technology Research and Development, 46(1), 73-86.
Lebow, D. (1993). Constructivist values for instructional systems design: Five principles toward a new
mindset. Educational Technology, Research and Development, 41(3), 4-16.
Littlejohn, A., Suckling, C., Campbell, L. & McNicol, D. (2002). The amazingly patient tutor: students’ interactions
with an online carbohydrate chemistry course. British Journal of Educational Technology, 33(3), 313-321.
McCausland, H.,Wache, D. & Berk, M. (1999). Computer literacy; its implications and outcomes. A case study from
the Flexible Learning Centre. University of South Australia.
Moore, M. & Kearsley, G. (1996). Distance Education: A Systems View. Belmont, CA: Wadsworth.
Oliver, R. & Short, G. (1996). The Western Australian Telecentres Network: A model for enhancing access to
education and training in rural areas. International Journal of Educational Telecommunications, 2(4), 311-328.
Oliver, R. (2000). Creating Meaningful Contexts for Learning in Web-based Settings. Proceedings of Open Learning
2000. (pp 53-62). Brisbane: Learning Network, Queensland.
Oliver, R. & Towers, S. (2000). Benchmarking ICT literacy in tertiary learning settings. In R. Sims, M. O’Reilly &
S. Sawkins (Eds). Learning to choose: Choosing to learn. Proceedings of the 17th Annual ASCILITE Conference
(pp 381-390). Lismore, NSW: Southern Cross University Press.
Soloway, E. & Pryor, A. (1996). The next generation in human-computer interaction. Communications of the
ACM, 39(4), 16-18.
Starr, L. (2001). Same time this year. [on-line]. Available at http://www.education-world.com/a_tech/tech075.shtml
[Accessed July 2002].
Stephenson, J., Ed. (2001). Learner-managed learning- an emerging pedagogy for online learning. Teaching and
Learning Online: Pedagogies for New Technologies. London, Kogan Page.

Young, J. (2002). The 24-hour professor. The Chronicle of Higher Education, 48(38), 31-33.

Comments

Popular posts from this blog